Menjelang pergantian waktu, hari demi hari yang kian berlalu, namun bagaimanapun juga tak bisa kita pungkiri bahwa semua itu kenangan, pelajaran, dan bekal untuk kita siap di hari ini. Hari ini dan selanjutnya, bertambahnya hari, berkurangnya umur kita, semakin dewasa dan ku mulai berinjak dijenjang kedewasaan ini. Seperti halnya anak kecil yang baru lahir sedetik lalu, tak tau apa-apa dan baru pertama kalinya melihat dunia, itulah aku. Anak yang belum dewasa dan baru memasuki masa-masa itu, segala sifat kekanak-kanakkan yang mulai dia tutupi, berusaha meniru orang yang lebih bersikap dewasa dari dia? Tapi dengan berlangsungnya detik detik waktu, dia semakin susah susah susah dan susah melakukan itu, tidak bisa dipungkiri bahwa hanya setitik kedewasaan yang baru melekat dalam jiwanya. Sifat yang kanak-kanak itu semakin susah saja untuk disingkirkan, ditutupi dengan usaha apapun juga tapi kalau memang belum saatnya melepas semua itu maka sia-sialah semua nya.. tapi bukan berarti sifat itu akan senantiasa melekat dalam benak kita, itu semua bisa lepas dan kedewasaan yang dia harapkan akan datang, tapi kapaaan?? Itulah yang selalu ada dalam bayang2ku selama ini, aku memang telah berada dalam masa labil, remaja menuju ke proses kedewasaan, emosi yang jarang bisa untuk dikontrol, satu tekat yang harus dan musti dicapai tanpa memikirkan resiko dan efek pada orang lain (bisa juga dibilang egois yang masih cukup tinggi), keadaan hati yang seringnya tak menentu, dan menuju dewasa inilah satu kata yang banyak arti membuat beberapa waktu luangku tersisa karenanya ‘masalah’. Seiring ku berinjak berlatih diri menjadi dewasa, remaja yang belumbelum bisa dikatakan dewasa, tapi masalah yang datang, membuat diriku lemah dan sering merasa ‘apa aku bisa hadapi semua ini? Aku selesaikan? Aku tuntaskan?’. Dengan masalah aku merasa belum dewasa, sangatsangat belum dewasa, sangat sangat dan lebih, berpikir bahwa aku bisa menyelesaikan semua masalah ini, aku pasti bisa, karena aku sudah besar karena aku harus bisa dewasa, TAPI itu hanya ada dibenak, tidak sesuai dengan realita apa yang dilakukan, karena memang aku belum bisa dewasa lahir dan batin, tapi tak dapat kupungkiri bahwa dalam fase kehidupan akan selalu ku temui masalah, dan aku juga harus bisa menghadapinya! Tapi belum sepenuhnya itu terbilang fakta, berpikir dengan rasional pun hanya seminimal mungkin bisa aku lakukan, sebuah masalah adalah tantangan bagiku, apakah aku bisa menyelesaikan nya? Apa aku bisa menghadapi itu? Apa aku bisa berpikir lebih dewasa dalam hal ini, tidak ada kata main-main untuk menyelesaikan masalah apalagi yang sedang menjulang tinggi, kembali kepada diri sendiri. Bagaimana mindset dan pendirian kita, jika suatu masalah harus diselesaikan dan bukan untuk DIJAUHKAN ATAUPUN MENGHINDAR dari masalah tersebut, kali ini dan waktu ini aku yang masih bingung dan linglung, dan kuakui (dia) atau itu aku belum punya sifat yang benar-benar real dewasa, dewasa ku baru apa kadarnya dan masih terlalu banyak yang kubuat buat, aku coba jalani semua likak likuk hidup ini, untuk menjadi dewasa dan sebuah kedewasaan bukan lah paksaan dari orang lain, tapi itu semua akan merasuki jiwa kita sendiri, melekat pada batin kita dan juga direalisasikan lewat lahir kita, namun pada saat waktu yang tepat. Menjadi lebih dewasa memang anjuran setiap orang, memang Allah menciptakan manusia itu dengan kemampuan yang sama, tapi setiap manusia tidak semuanya bisa memanfaatkan kemampuan itu secara maksimal, termasuk mengolah kedewasaan menjadi semakin matang dalam diri sendiri. Saling pengertian pada sifat masing-masing, karakter yang berbeda-beda itu menjadi pemersatu pikiran dan tujuan. Tidak ada salahnya juga, intropeksi pada masing-masing sikap dan sifat kita pada orang lain. Dewasa memang butuh proses dan sifat yang benar-benar kental, seiring berjalannya waktu masalah itu akan ada dan kita dituntut untuk menyelesaikan itu, dan selalu ada kata penyemangat untuk diri kita sendiri “YAKIN DAN TAK PANTANG MENYERAH”. Jati diri yang kental dengan kedewasaan itu lah harapanku, bukan lagi anak kecil yang bisanya merepotkan orang lain, tapi harus menjadi individu yang baik dari semua yang baik. Intinya semua fase kehidupan adalah tantangan untuk kita, agar kita mengerti nantinya, bahwa cita-cita itu penuh dengan usaha maksimal seperti kita mencoba hadapi masalah yang besar. Selalu percaya pada diri sendiri, piker satu tujuan hidup, mulai sekarang untuk hidup yang lebih baik :)
Dhinar asti pradana putri. 19 januari 2011 - 20:34